August 22, 2012

Before I Die by Jenny Downham

Before I Die

Penulis: Jenny Downham
Penerjemah: Indriana Grantika
Penerbit: Grantika Publishing
Harga: Rp 49.900



***



Dengan kanker yang dideritanya, Tessa hanya memiliki sisa hidup beberapa bulan lagi. Namun ia menyadari bahwa hidup harus dinikmati sebisa mungkin, meskipun hidup yang dapat ia capai hanya mencapai usia tujuh belas tahun.

Ia membuat daftar keinginan: sepuluh hal yang ingin ia wujudkan sebelum hidupnya berakhir. Namun hal yang paling berharga dalam hidup merupakan hal yang benar-benar tak terduga.

Sanggupkah Tessa mewujudkan seluruh keinginannya sebelum hidupnya berakhir?


***

"Andai aku memiliki seorang pacar. Andai dia tinggal di lemari mantel. Kapanpun aku menginginkannya, aku dapat mengeluarkannya dari lemari dan dia akan menatapku seperti yang dilakukan para pemuda dalam film, seolah-olah aku ini cantik."

Bayangkan menjadi seorang Tessa Scott yang sudah didiagnosa kanker sejak umurnya 12. Ia berhenti sekolah. Tinggal di rumah hanya bersama Ayahnya dan seorang adik, Cal. Ayah-Ibu Tessa sudah beberapa tahun ini berpisah. Sebagai seseorang yang berusia remaja, tentu masih banyak hal-hal yang ingin Tessa lakukan sebelum ia mati. Ia membuat daftar dari hal-hal tersebut. Dan salah satu bagian utamanya adalah: punya pacar.

Buku ini diceritakan dari sudut pandang pertama, sehingga kita akan diajak melihat dan mengalami cerita dari mata seorang Tessa. Ia sakit, namun ia tak mau dikasihani. Ia ingin melakukan banyak hal-hal gila, seperti pergi ke klub, berbuat sesuatu yang melanggar hukum, menanggapi setiap perkataan maupun permintaan orang dengan 'ya', menjadi terkenal, mengemudikan mobil tanpa sim, dan ia berharap Ayahnya akan lebih berbaik hati dalam mengizinkannya melakukan serangkaian hal-hal tersebut. Lagipula, ia kan sakit. Harusnya Ayahnya memberikannya kesempatan untuk melakukan hal-hal itu sebelum ia mati.


Tessa bukanlah karakter yang mudah untuk disukai; aku sebagai pembaca dapat memahami keinginannya dan rasa putus asanya, namun pada beberapa bagian tindakannya memang sangat-sangat menjengkelkan. Aku merasa simpati yang amat tinggi terhadap Ayah Tessa, yang kerap kali bingung dan sedih akibat perbuatan anaknya ini. Ia sesungguhnya hanya tidak ingin Tessa melakukan hal yang membahayakan diri sendiri. Lalu ada Cal, adik Tessa yang masih kecil dan polos. Cal banyak bertanya, dan aku merasa di cerita ini ia belum terlalu mengerti apa artinya memiliki seorang Kakak yang sakit dan sebentar lagi akan tiada, atau apa arti sebenarnya dari meninggal itu sendiri. Ada juga Zoey, Zoey Walker, sahabat Tessa yang gila, yang bersedia menemani Tessa melakukan hal-hal yang ada dalam daftar keinginannya tersebut. Zoey yang liar dan terkesan tidak terlalu peduli pada keadaan Tessa namun sesungguhnya amat menyayanginya.

Kemudian Tessa berkenalan dengan Adam, laki-laki seumurannya yang tinggal di sebelah rumah. Mereka tidak lantas saling menyukai, namun lama-kelamaan mengakui ketertarikan itu. Adam yang awalnya mengira Tessa hanya sakit biasa, diabetes misalnya, berusaha sedapat mungkin menahan diri. Adam seolah takut mencintai terlalu dalam hanya untuk kehilangan lagi, seperti saat ia kehilangan Ayahnya yang meninggal dalam sebuah kecelakaan. Sedangkan bagi Tessa, Adam adalah seseorang yang akhirnya melengkapi daftar keinginan itu, terutama keinginan terbesarnya; yaitu memiliki pacar. Bersama Adam, Tessa kini memiliki keinginan untuk hidup lebih lama dan melakukan lebih banyak lagi.

"Ada begitu banyak hal yang kuinginkan. Sepuluh tidak lagi cukup mewakili segalanya."
"Beritahu aku," Katanya.
Aku terus melanjutkan. Menikmati musim semi. Melihat bunga daffodil dan tulip. Berenang di bawah langit biru sore yang damai. Perjalanan yang panjang dengan kereta api, melihat burung merak, layang-layang. Menikmati musim panas berikutnya.

Peristiwa-peristiwa yang kemudian terjadi dalam buku ini kadang diluar dugaan. Seringkali kita melompati beberapa waktu, karena kita dibawa masuk ke dalam otak Tessa. Ia tidak selalu dalam keadaan sadar saat peristiwa terjadi, karena penyakit yang dideritanya. Kemudian pada waktu sakitnya bertambah parah, yang Tessa dengar hanyalah potongan-potongan percakapan dari orang-orang di sekelilingnya, juga rangkaian jalan pikirannya yang jumbled & random. Biasanya, buku yang menceritakan tentang orang yang sakit memiliki semacam pesan moral tersembunyi, namun tidak dengan buku ini. Dengan Before I Die aku hanya diajak untuk menikmati cerita, menyelami dan ikut merasakan bagaimana menjadi seseorang yang sakit seperti Tessa; segala kemarahannya dengan keadaan sekitar, betapa besarnya cintanya pada Adam, keinginannya melihat Ayah dan Ibunya rujuk kembali, betapa sayangnya ia pada Cal, betapa ia hanya ingin tinggal di rumah dan menghentikan semua pengobatan bodoh itu. Aku juga merasa sedih yang mendalam ketika akhirnya sampai pada kalimat terakhir dalam cerita.

Untuk terjemahannya, aku rasa ini adalah terjemahan yang baik. Tidak ada typo yang kutemukan dan susunan kata-katanya juga enak dan mudah dicerna. Sayang kualitas kertasnya tidak cukup baik.

Bagian favorit: Saat Tessa menyadari namanya dituliskan pada berbagai sudut kota -jembatan, di jendela toko-toko sepanjang jalan High Street, dan di trotoar- oleh Adam. Sedikit gila namun romantis sekali. :)

Kurekomendasikan untuk: Penyuka buku-buku YA yang menyukai cerita romantis dan sedih.

Adaptasi film: Buku ini juga telah difilmkan dengan judul Now is Good (2012). Dakota Fanning memerankan Tessa, Jeremy Irvine memerankan Adam, dan Kaya Scodelario memerankan Zoey.


***

Aku memperoleh buku ini sebagai hadiah dari giveaway Tell Me Your Wish yang diselenggarakan oleh blog buku Reading in the Morning. Setiap bulannya, pemenang yang terpilih boleh me-request judul buku apa saja sebagai hadiah. Ikutilah giveawaynya untuk mendapatkan buku yang kamu inginkan! :)


- Tirta

7 comments:

  1. Aku baru mulai baca buku ini. Tapi masih suka kepending gara2 barengan sama baca novel-novel lain. ahahahaha..
    Pengen nonton filmnya.

    ReplyDelete
  2. Semoga suka jugaa :-D Sama nih, penasaran gara-gara yg jadi pemain utamanya Dakota Fanning.

    Sekali lagi terima kasih utk bukunya xD

    ReplyDelete
  3. hai tirta salam kenal, anggota BBI juga nih, kapan-kapan berkunjung juga yah di http://kubikelromance.blogspot.com dan http://kutubokek.posterous.com

    Aku juga habis baca buku ini, suka banget, wah g sabar nonton filmnya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah panjang umur, baru juga kemarin aku ngintip-ngintip blog Kutu Bokek hihihi salam kenal juga Kak :D

      Iya nih tapi sayang filmnya kayaknya nggak bakal tayang di Indo deh :(

      Delete
  4. Aku baca blog ini dan rasanya lega skaligus senang banyak yg menyukai buku ini. Sedikit disayangkan krn adaptasi filmnya hny tayang di blitzmegaplex tahun lalu.
    But thx to all yg sdh berpartisipasi membeli buku dan merekomendasikan buku ini. :)

    ReplyDelete
  5. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete

Thank you for reading this post! I always love to share and discuss thoughts about books or simply reading your comments; they are very much appreciated! I will try to reply every one of them so make sure to check back. ❤