Judul: Winterlicht (Finnikin of the Rock) - Lumatere Chronicles #1
Penulis: Melina Marchetta
Penerjemah: Leinovar Bahfein & Devi Riana Safitri
Penerbit: Ufuk Fiction
Tebal: 578 hlm
***
Kutukan menyelimuti
Lumatere. Tidak ada yang bisa memasuki atau meninggalkan negara itu.
Hanya Finnikin yang mampu menemukan pewaris takhta yang hilang dan
membawanya kembali ke Lumatere. Pertemuan Finnikin dengan seorang gadis
cantik bernama Evanjalin membawanya dalam sebuah misi yang penuh bahaya.
Mampukah dia menyelamatkan negerinya? Ataukah pesona dan keangkuhan
Evanjalin justru menghalangi rencananya?
***
‘Dark will lead the light, and our resurdus will rise.
And he will hold two hands of the one he pledged to save.
And then the gate will fall, but his pain shall never cease
His seed will issue kings, but he will never reign.'
Seharusnya semua buku Melina Marchetta itu diberi tanda 'Jaminan Keren' di setiap covernya. Dari semua novel beliau yang udah saya baca, nggak ada yang nggak saya suka. Termasuk buku pertama dari Lumatere Chronicles ini. Meskipun sempet ragu sama kemampuan beliau nulis cerita fantasy, this book successfully proved that she's a truly skilled author.
Awalnya Finnikin merasa terganggu dengan kehadiran Evanjalin, biarawati berpakaian lusuh yang kini mengikuti perjalanannya dengan Sir Topher. Evanjalin meyakinkan mereka bahwa Pangeran Balthazar masih hidup, dan ia bisa membawa mereka kepada Sang Pangeran untuk kemudian kembali merebut tanah Lumatere yang terkutuk setelah peristiwa 5 Hari Tak Terperikan yang memilukan terjadi, sepuluh tahun lalu. Peristiwa itu telah memaksa seluruh warga Lumatere terpecah belah, sebagian berhasil melarikan diri pergi ke negara lain, namun harus berkubang dalam kesulitan hidup di tanah pengungsi. Sebagian lagi terkurung dalam Lumatere dan tak bisa kemana-mana akibat kutukan Seranonna, dan harus merasakan kejamnya pemerintahan Raja Gadungan yang telah merebut kekuasaan dan melakukan pembunuhan keji terhadap keluarga kerajaan yang dulu, yang amat dicintai dan dihormati rakyat Lumatere.
Jelas Finnikin tidak bisa memercayai Evanjalin, karena siapalah gadis itu? Namun setelah mereka terlibat dalam runtutan kejadian yang membuat Finnikin dipenjara di sebuah tambang negara Sorel dan berhasil menemui Ayahnya, Kapten Trevanion yang selama ini dikira sudah mati, lalu bergabung kembali dengan Pasukan Keamanan di Yutlind berkat petunjuk Evanjalin, Finnikin menyadari bahwa biarawati itu bukan gadis biasa. Evanjalin mengaku punya kemampuan untuk masuk ke dalam mimpi penduduk Lumatere yang masih hidup, hingga ia dapat mengetahui keberadaan mereka. Ia juga bersikeras agar Finnikin membawa rakyat Lumatere kembali ke tanah mereka dan melakukan pembalasan. Tapi mereka tidak dapat menembus kutukan bila tak ada Pangeran Balthazar. Benarkah Balthazar masih hidup? Dan siapa sebenarnya Evanjalin?
“There are worse things than a lie and there are better things than the truth!”
"What a world it was—made up of those hailing from the Flatlands, the Forest, the Rock, the Mountains, and the River."
Lumatere adalah bagian dari Dunia Skuldenore yang ada dalam Lumatere Chronicles ini. Setting digambarkan dengan jelas oleh Melina, berikut dengan kelemahan, kelebihan, sampai pada hubungan antarnegara. You will feel the need to put the book down one or twice at first, but let me reassure you to please continue and go through, because this book is hella good! Sampai di perempat buku, cerita akan mulai intense dan bikin penasaran.
A good book will make you feel a lot of things while reading them. This book is no exception. Emosinya dapet! Karena hampir seluruh elemen ada, dari mulai perjuangan penduduk Lumatere, moments-moments tegang ketika mereka berada di kapal Myrinhall, keputusasaan yang menguar di sekitar pengungsian penduduk, kesedihan yang mendalam saat Finnikin menemukan saudara-saudara setanah airnya berada dalam kondisi kehidupan yang buruk, perjuangan mereka yang sangat menyentuh untuk menyatukan penduduk dan usaha merebut kembali Lumatere. Hubungan ayah-anak antara Finnikin dan Trevanion, guru-murid antara Finnikin dan Sir Topher, kenangan persahabatan Finnikin-Balthazar-Lucian, hingga romance antara Finnikin dan Evanjalin (Nope, not insta-love, that's what made the story much more interesting), semuanya dihadirkan di buku ini. Both heartbreaking and humorous moments were also provided as well. As a good author, Melina made sure that we will feel engrossed enough in the story and experience all the emotions alongside Finnikin until the end.
Kekurangan sayangnya ada di climax atau puncak dari cerita ini sendiri, yaitu bagian dimana penduduk Lumatere berusaha merebut kembali tanah mereka dan bertarung dengan pasukan si Raja Gadungan. Rasanya suasana yang diceritakan kurang total, kurang tegang, padahal di justru di bagian itulah puncaknya. Tapi selain itu, semuanya oke kok. Yang saya suka banget adalah gimana setiap karakter di cerita ini punya porsi dan bagian masing-masing yang nggak kalah penting dengan dua tokoh utama (contohnya, cerita Lady Beatriss of Flatlands yang adalah kekasih Kapten Trevanion, juga Tesadora, putri dari Seranonna sang pengucap kutukan), tapi Melina bisa menceritakannya tanpa membuat deskripsi atau detail buku jadi terasa too much.
Terjemahannya juga bagus! Tumben nih ada terjemahan Ufuk yang saya suka banget, meskipun masih ada typo sekali-dua kali di beberapa bagian, tapi nggak mengganggu. Overall, I would strongly recommend this book to those who love fantasy, young-adult, or even new-adult genres ♥
The Lumatere Chronicles:
#1 Finnikin of the Rock,
#2 Froi of the Exiles,
#2,5 Ferragost,
#3 Quintana of Charyn.
Will make sure to read them all ;)
Melina Marchetta's other works that I have read (and also recommend!): Looking for Alibrandi, Saving Fransesca (both has been translated by Gramedia Pustaka Utama a long time ago), and On the Jellicoe Road.
-Tirta
jadi penasaran ingin baca... >,<
ReplyDeleteAyok dibaca!
DeleteSeru kok hehe
Yang Ufuk ada dua cover ya, Ta? Rasanya pernah lihat Finnikin Of The Rock tapi gak pernah lihat cover yang ini '-'
ReplyDeleteIya, ini versi cetak ulangnya November tahun lalu, Ul.
DeleteGue malah nggak pernah liat waktu dia masih Finnikin ._.
Ini buku.. aku punya.. tapi pas tau Ufuk bubar (walau akhirnya ada lagi dengan ganti nama) aku takut buku-buku terusannya nggak diterbitin lagi. Jadi males baca Winterlicht. Huhu...
ReplyDeleteKan bisa baca yg versi aslinya aja, Kak Nana :))
DeleteTapi iya juga sih, sayang banget ya mereka pecah gitu...