November 25, 2012

Warm Bodies by Isaac Marion

Warm Bodies (Goodreads)

Judul: Warm Bodies
Penulis: Isaac Marion
Penerjemah: Meda Satrio
Penerbit: Ufuk Publishing
Tebal: 376 halaman
Harga: Rp 50.000

***

“R” adalah zombi. Dia tidak punya ingatan, tidak punya identitas, dan tidak punya denyut nadi. Tetapi, dia punya mimpi. Dia tidak suka membunuh manusia. Dia agak berbeda dengan teman-temannya “Kaum Mati”. Sewaktu menjelajahi reruntuhan peradaban untuk mencari makan, R bertemu seorang gadis bernama Julie. Gadis itu merupakan kebalikan dari segala yang R tahu. Julie, yang hangat dan ceria serta sangat hidup, membuat sesuatu dalam diri R mulai berubah. R sadar dia tidak ingin memakan Julie, meski gadis itu tampak lezat. Dia ingin melindungi Julie, tak peduli apa pun akibatnya. Pilihan ini seperti percik api di rumput, melanggar aturan dan menyangkal logika, tetapi R tidak puas lagi dengan kehidupan dalam kematian. Dia ingin bernapas lagi, ingin hidup, dan Julie ingin membantunya. Bisakah kasih dari dua dunia yang berbeda ini berpadu?

***
"I am dead, but it's not so bad."

Tadinya Warm Bodies ini mau dibiarin nganggur dulu di shelves untuk sementara, tapi setelah liat movie trailernya (yang jadi peran utamanya Nicholas Hoult, saudara-saudara!) saya langsung buru-buru baca. *wink-wink*

Jadi, ini pertama kalinya saya baca buku tentang zombi. Setelah vampir, shapeshifter, seraphim/nemphilim yang semuanya masih bisa 'ditanggung', baca Warm Bodies sempat bikin kaget. Apalagi sewaktu pertama kali baca deskripsi fisik zombi R (pucat seperti mayat-mayat kebanyakan, bibir yang hitam membusuk, lingkaran gelap di bawah mata), dan kebiasaan makannya. Buku ini diceritakan dari POV pertama R sebagai zombi. Makanan utama zombi adalah manusia, dan kalau sekedar kalimat 'mengoyak tangan' atau 'mengunyah kaki' ataupun potongan tubuh lain sih saya masih tahan, tapi begitu bagian 'menelan otak', yeiks, saya buru-buru tutup bukunya sementara.

"Eating is not a pleasant business. I chew off a man’s arm, and I hate it. I hate his screams because I don’t like pain, I don’t like hurting people, but it’s the world now. This is what we do. Of course if I don’t eat all of him, if I spare his brain, he’ll rise up and follow me back to the airport, and that might make me feel better. I’ll introduce him to everyone, and maybe we’ll stand around and groan for a while. It’s hard to say what friends are any more, but that might be close."

Tapi setelah dinikmati ternyata ceritanya menarik. Kenalkan, R. Zombi dingin busuk menyeramkan namun berhati hangat yang hobinya naik-turun eskalator dan dengerin lagu-lagu Frank Sinatra. R berbeda dengan Kaum Mati kebanyakan, dia masih punya rasa guilty dan nggak enak setiap kali habis makan manusia. Dia juga masih suka bertanya-tanya tentang siapa dia dulunya sebelum jadi zombi dan membayangkan gimana ya rasanya hidup jadi manusia kembali. (Di dunia zombi R, manusia yang digigit oleh zombi tapi tidak dimakan sampai habis akan ikut berubah jadi zombi. Jadi dulu R juga manusia biasa sebelum men-zombi. Sayangnya, setiap zombi nggak bisa ingat sama sekali tentang kehidupan lamanya sebagai manusia.)

Cerita R ketemu Julie bermula dari sebuah penyerangan zombi (R dan teman-temannya) ke sebuah apartemen. Disana R memangsa Perry, yang akhirnya mati termakan setelah berusaha melindungi Julie, pacarnya. R menyimpan bagian otak Perry (save the best for the last?) dan ia membawa Julie ke kediaman para zombi, sebuah bandara yang sudah tidak beroperasi di bagian luar kota.

Semenjak itu, perangai R juga berubah. Sejujurnya dia juga pengen makan Julie sih, tapi ketertarikan R akan cewek itu menahannya. R jadi lebih sering ngobrol, dan mulai lebih menunjukkan tanda-tanda kemanusiaan (dengerin musik, tidur, nyetir mobil, dan lain sebagainya). Saya rasa sebagian besar ketertarikan R juga di
pengaruhi oleh otak Perry yang ia makan deh, karena setiap kilasan peristiwa dalam kehidupan Perry (termasuk segala ingatan tentang hubungannya dengan Julie) jadi bisa dilihat dan dirasakan oleh R.

Yang saya paling suka adalah gimana cinta bisa membuat R kembali jadi manusiawi. Warm Bodies juga diisi oleh faktor-faktor x yang bisa bikin buku jadi menarik. Tokoh Julie dihadirkan dengan karakter yang menarik, lumayan tangguh, mandiri, intinya nggak menye sama cinta. Kisah cinta mereka nggak instan deh. Karakter antagonis muncul dalam wujud Grigio, ayah Julie yang keras dan bertekad untuk membunuh semua zombi yang ia temui. Nggak ketinggalan juga Nora, karakter sahabat baik si tokoh utama yang fun & sassy.

I suck in air and attempt to sing. "You're... sensational..." I croak, struggling for a trace of Frank's melody.
There's a pause and then something shifts in Julie's demeanor. I realise she's laughing.
"Oh wow," she giggles. "That was beautiful, R, really. You and Zombie Sinatra should record Duets, Volume 2."
I cough. "Didn't get... warm-up."

Sayangnya, saya rasa nggak semua orang bisa baca buku ini, karena bagian-bagian makan-memakan R itu cukup deskriptif dan cukup bikin eneg juga. But if you can manage to read and survive those parts, you'll find that this unique story is kinda sweet and heart-warming. Kepribadian R yang lumayan lucu, agak sarkas dan jalan pikirannya yang menarik jadi poin lebih. Kekurangan lainnya adalah Isaac Marion kurang mengeksplor atau menjelaskan lebih lanjut tentang latar waktu dan back-stories yang bisa mendukung isi cerita dan membantu pembaca memahami situasi saat itu. Jadi, cerita Warm Bodies ini terjadinya kapan? Di masa depan? Apa yang terjadi pada manusia di saat itu, apakah sebagian besar dari mereka telah berubah jadi zombi dan sebagian lain mati dimakan zombi? Bagaimana awalnya zombi ada dan mulai menjadi musuh besar manusia? Dan hal-hal lain yang serupa.


Movie Adaptation
Surprise, surprise! Ternyata Warm Bodies ini filmnya udah dibuat dan bakal tayang Februari tahun depan. Tapi yang bikin saya paling excited is the fact that Nicholas Hoult is R! And he plays the part really well (yah, kalau dilihat dari trailernya sih). And the trailer turns out to be kinda adorable and really funny! Mungkin pihak pembuat filmnya lebih pingin menonjolkan sisi humornya daripada horornya, and I'm glad about it.



Warm Bodies (2013)
Directed by Jonathan Levine
Casts: Nicholas Hoult (R), Teresa Palmer (Julie), Dave Franco (Perry), John Malkovich (Grigio), Analeigh Tipton (Nora), and Rob Coddry (M)


  "We will cry and bleed and lust and love, and we will cure death. We will be the cure. Because we want it."
 

- Tirta.

No comments:

Post a Comment

Thank you for reading this post! I always love to share and discuss thoughts about books or simply reading your comments; they are very much appreciated! I will try to reply every one of them so make sure to check back. ❤