November 28, 2012

The Lover's Dictionary (Kamus Sang Kekasih) by David Levithan


Title: The Lover's Dictionary (Kamus Sang Kekasih)
Penulis: David Levithan
Penerjemah: Rosi L. Simamora
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: 2011 (Juli)
Tebal: 216 halaman
Harga: Rp 35.000

***

basis, n.

There has to be a moment at the beginning when you wonder whether you’re in love with the person or in love with the feeling of love itself.

If the moment doesn’t pass, that’s it—you’re done. And if the moment
does
pass, it never goes that far. It stands in the distance, ready for whenever you want it back. Sometimes it’s even there when you thought you were searching for something else, like an escape route, or your lover’s face. 


How does one talk about love? Do we even have the right words to describe something that can be both utterly mundane and completely transcendent, pulling us out of our everyday lives and making us feel a part of something greater than ourselves? Taking a unique approach to this problem, the nameless narrator of David Levithan’s The Lover’s Dictionary has constructed the story of his relationship as a dictionary. Through these short entries, he provides an intimate window into the great events and quotidian trifles of being within a couple, giving us an indelible and deeply moving portrait of love in our time.

***

Kalau kamus sejenis ini secara kontinyu diproduksi masal dan benar-benar diresmikan sebagai kamus, saya rasa penjualan kamus ke depannya bakal meningkat tajam. :)) Jujur saya kagum sama David Levithan bisa kepikiran menulis sebuah cerita dalam format seperti ini.

Layaknya kamus, cerita tidak disampaikan melalui paragraf dan rangkaian peristiwa yang padu, melainkan abjad-abjad dengan disertai sebuah adegan. Kilasan peristiwa. Penjelasan yang berhubungan dengan kata tersebut dalam barisan kalimat-kalimat singkat. Tapi adegan tersebut pun belum tentu mengungkap makna kata secara gamblang. Disini pandainya David Levithan terasa nyata, ia mahir membuat rangkaian kalimat pendek menjadi sarat makna.

Kalau yang saya perhatikan sih, POV keseluruhan kata-kata ini disampaikan melalui sudut pandang seorang laki-laki. Lumayan, jadi bisa tau sedikit-sedikit tentang gimana sih jalan pikiran cowok tentang cinta. #eaaa Tapi disini nggak semuanya melulu tentang cinta yang senang terus, David juga realistis, sering menggambarkan situasi nggak enak yang biasa terjadi dalam suatu hubungan.
Kadang ada beberapa topik/permasalahan yang diulang melalui kata yang berbeda-beda (tentang perselingkuhan si pasangan atau peristiwa meninggalnya kakek/nenek salah satu dari pasangan) yang imbasnya saya jadi bosen karena itu lagi-itu lagi yang dibahas, tapi secara keseluruhan it was a nice & light read. :)

Favorite dictions:


cache, kb. tempat menyembunyikan sesuatu.
Aku memutuskan untuk membereskan meja kerjaku. Kusangka kau tengah sibuk di dapur. Tapi lalu aku mendengarmu di belakangku, mendengar kau bertanya, ”Apa isi folder itu?”. Aku yakin wajahku merah padam saat memberitahumu isinya adalah printout email-email-mu, bersama surat-surat dan catatan-catatan kecil yang diselipkan di antaranya, bagaikan bunga-bunga yang diselipkan di kamus. Kau tidak mengatakan apa-apa lagi, dan aku bersyukur karenanya.
 
basis, kb. dasar.
Pasti ada suatu momen, di masa awal, ketika kau bertanya-tanya apakah kau memang jatuh cinta kepada orangnya, ataukah jatuh cinta kepada perasaan cinta itu sendiri.

infidel, kb. kafir.
Kita menanggap mereka bersembunyi di bukit-bukit; para pemberontak, perompak, bajingan revolusioner. Tapi sungguh, bukankah kesalahan mereka hanyalah karena mereka tidak memercayai sesuatu?

fluke, kb. nasib baik; keberuntungan.
Kencan sebelum kencan denganmu sangat buruk; sombong, perokok, napas bau -sehingga aku bersumpah akan menghapus profilku keesokan paginya. Hanya saja ketika akan melakukannya, aku tersadar tinggal delapan hari lagi sebelum masa keanggotaanku habis. Jadi kuberi kesempatan delapan hari. Dan kau meng-email-ku di hari keenam.


-Tirta

2 comments:

  1. Hi Tirta, mampir sini yaa :)

    Saya dulu naksir berat dengan buku ini gara-gara uniknya, tapi pas baca terjemahannya rada ga sreg. Pengen beli yang versi aslinya dan gara-gara buku ini lanjut Will Grayson, saya ngefans berat dengan beliau :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sejujurnya aku juga kurang sreg Mbak, sama terjemahannya(._. )
      Aku ngefans sama David Levithan gara-gara Every Day, kalo Will Grayson masih ragu mau baca karena tema LGBT-nya itu hehe

      Delete

Thank you for reading this post! I always love to share and discuss thoughts about books or simply reading your comments; they are very much appreciated! I will try to reply every one of them so make sure to check back. ❤