March 07, 2014

Bidadari Santa Monica, oleh Alexandra Leirissa Yunadi

Bidadari Santa Monica

karya Alexandra Leirissa Yunadi
diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada Agustus 2009
Romance/Metropop/Lokal
368 halaman

***

Buat Pelita, hidup ini bagaikan kepingan penuh warna. Di matanya, Efraim-lah pemberi warna hidupnya. Namun karena Efraim juga, Pelita terperangkap dalam warna abu-abu: Remuk hati berkepanjangan. Lalu dia bertemu dengan pengamen cantik di Santa Monica, Amerika. Konon, orang-orang memanggil gadis itu dengan julukan Bidadari Santa Monica.

Pelita terpesona pada sang bidadari. Mendatanginya setiap hari, mendengarkan lantunan lagu dan petikan harpanya dalam derai airmata, sambil tak henti-henti mengaguminya.

Lalu, pada hari yang ketujuh...

"Pelita!" dengan fasih, bule jelita itu menyebut namanya. "That`s your name right?"

Pelita terkesima. Tak mengerti bagaimana mungkin bidadari cantik itu mengetahui namanya. Nama yang bahkan terasa asing saat diucapkan lidah bule seperti pengamen itu. Tapi tak hanya itu...

"See you later, Little Shine..." bahkan gadis cantik yang tak mungkin bisa bahasa Indonesia itu menyebutkan arti dari namanya.

Pelita pun mulai mereka-reka, siapa gadis bermata biru itu sebenarnya? Mengapa bidadari itu begitu tertarik pada masa lalunya? Dan... apa sebenarnya hubungan pengamen cantik itu dengan the love of her life, Efraim?

Alexandra Leirissa Yunadi adalah salah satu dari penulis-penulis lokal yang aku selalu suka karya-karyanya! Cerita dari dua buku pertamanya, Dua Pasang Mata dan Dua Belas Pendar Bintang, masih terus keingetan sampai sekarang, setelah sekian lama. Dua-duanya dari genre Teenlit. Nah, kebetulan, ternyata Alexandra pernah menulis untuk genre Metropop. Nggak tau juga kenapa aku bisa nggak aware tentang ini, dan baru tau kemarin ketika nemu bukunya di obralan Gramedia. Terbitnya pun udah lama, tahun 2009...

Buatku, khas dari setiap karya Alexandra Leirissa adalah ceritanya yang cukup simpel, dramatis ala sinetron, dan narasinya yang terkesan heboh. Bidadari Santa Monica pun begitu. Ringan, tapi jenis ringan yang nggak annoying, justru bikin pembacanya suka ikut senyam-senyum sendiri dan penasaran akan kelanjutan ceritanya. Adalah Pelita, yang bertemu dengan seorang pengamen jalanan yang sangat memesona di Santa Monica, Amerika, saat sedang melakukan kunjungan kerja hingga Pelita menyebutnya 'Bidadari Santa Monica'. Pengamen kecil ini benar-benar punya daya tarik yang kuat, namun nggak bisa Pelita jelaskan apa sebabnya, ia hanya tau bahwa dirinya benar-benar tertarik sama si Bidadari.

Tak dianyana, waktu lagi naik pesawat balik menuju Indonesia, si Bidadari ini duduk persis di sebelah Pelita! Kaget, pasti. Setelah berbasa-basi singkat, si Bidadari menanyakan tentang warna favorit Pelita, yang harusnya simpel bagi kebanyakan orang, tapi ternyata berbuah panjang ketika ditanyakan pada tokoh utama kita ini.

"Kamu nggak suka warna pink?"
"Sekarang nggak."
"Berarti dulu suka?"
"Lalu kamu suka warna apa?"
"Abu-abu."
.......
"Kamu memendam luka, ya?"

Yak, tebakan si Bidadari tepat sasaran. Setelah dibujuk, meluncurlah cerita dari mulut Pelita tentang Efraim, seseorang yang ia temui saat kerja dulu. Diceritakan bahwa Efraim ini cowok yang sangat ganteng, wangi, dan menarik. Ia masih muda, tapi sudah sukses mengelola bisnisnya. Nah, Pelita dapat kesempatan untuk meliput tentang bisnis milik Efraim. Nggak butuh waktu lama, Pelita jatuh cinta mati-matian sama laki-laki ini. Masalahnya cuma satu, yaitu, ada rumor yang mengatakan bahwa Efraim adalah pacar Pak Ian, bos di majalah tempat Pelita kerja........ Nah lho!

Cerita mengalir dengan asyik dari awal hingga akhir. Ada beberapa bagian yang rasanya 'duh, drama banget deh' atau 'heboh amat sih' tapi mungkin karena aku udah pernah baca karya-karya Alexandra sebelumnya (dan suka banget sama dua buku itu), hal ini nggak terlalu jadi masalah buatku pribadi. Kadang kelakuan Pelita di cerita ini bikin gemes sendiri, deh. Sampai-sampai aku mikir 'Ini cewek sebenernya bolot apa gimana sih?' Tapi yah, kalau nggak gitu nggak jadi seru kali ya :)) Dari awal udah di'foreshadow'-in (dikasih petunjuk) tentang peristiwa yang akan terjadi menjelang akhir cerita, jadi aku nggak begitu kaget waktu sampai di bagian ITU, meskipun tetap sempet kecewa dikit :| Oh ya, aku juga suka gimana buku ini sempat menyinggung tentang isu LGBT (gay, lebih tepatnya), meskipun hal itu bukan fokus utama Bidadari Santa Monica.

Dari segi teknis, ada beberapa hal yang aku tandai, contohnya adalah tulisan tersegal-segal (halaman 227). Nggak tau persis yang mana yang benar, tapi seingatku yang lebih umum digunakan adalah 'sengal' bukan 'segal' (duileh, Tirta). Juga kata excited yang harusnya ditulis 'exciting' ("It's so exciting!") ((halaman 152)). Ini grammar aja, sih. Hehe. Satu hal lain yang aku perhatikan juga disini, adalah bagian yang nggak seimbang antara awal dan akhir cerita. Hampir setengah dari Bidadari Santa Monica menceritakan tentang hubungan Pelita-Efraim di masa-masa deket tapi belum jadian, dengan segala drama dan kehebohannya, tapi setengah bagian buku berikutnya, di bagian senang-senang, porsinya dikit banget, kemudian langsung masuk bagian klimaks yang diikuti dengan resolusi yang (buatku) terlalu singkat pula. Jadinya, setengah buku pertama terkesan lambat alurnya, sementara setengah buku kedua justru kecepetan, seolah-olah penulis diburu-buru untuk mengakhiri cerita. Padahal konflik udah dibangun dengan baik dan lama.

Tapi pada akhirnya, menurutku Bidadari Santa Monica tetap sebuah buku yang bagus dan cukup menarik, cocok buat yang suka cerita Metropop yang mengandung banyak drama-drama. Beberapa pembaca lain mungkin bakalan males sama kesan dramatisnya, tapi buat yang udah pernah baca karya-karya Alexandra Leirissa sebelumnya, Bidadari Santa Monica ini nggak mengecewakan kok buat dibaca. :)


Adakah yg udah pernah baca Bidadari Santa Monica ini? Atau buku-buku Alexandra Leirissa yang lain? Ada rekomendasi Metropop sejenis dengan buku ini yang menurutmu bagus? :D


4 comments:

  1. metropop bukan ranahku sih, jadi nggak bisa kasih rekomendasi XD sempet rada bingung tadi, pelita itu cw or cowo? efraim itu cw or cowo? ternyata ada sedikit unsur LGBT nya ya...menarik juga sepertinya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehehe, Pelita cewek, Efraim cowok, mbak astrid. Iyaaa ada LGBT-nya, agak jarang-jarang yah Metropop nyinggung tentang ini (atau akunya aja yg nggak tau? Hehe)

      Delete
  2. Aku pernah baca waktu kelas 1 SMA, kalo ga salaah
    Aku nangis iih gara si ,......ternyata..........(spoiler wkwkw)
    Aku suka Ti Amo, Tia Amoria nya Karla M, Nashar sih ta.
    terhura aku baca buku yang Ti Amo. Wkwkwk guenya aja kali yak yang drama hihihi xD

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sedih tapi aku nggak nangis soalnya udah ada tebakan dari awal hiji, bete aja niv ga suka buku yg akhirnya kayak gitu :|
      Buku Karla M Nashar yg pernah kubaca baru Bellamore doang kayaknya. Makasih yak!

      Delete

Thank you for reading this post! I always love to share and discuss thoughts about books or simply reading your comments; they are very much appreciated! I will try to reply every one of them so make sure to check back. ❤