Judul: Pride and Prejudice
Penulis: Jane Austen
Penerjemah: Berliani Mantili Nugrahani
Penerbit: Qanita
Harga: Rp 59.000
***
"Sejak awal, perangaimu, keangkuhanmu, sikap acuh tak acuhmu, menjadi landasan kebencianku padamu. Belum sebulan mengenalmu, aku sudah tahu bahwa kau adalah pria yang takkan mungkin kunikahi."
Di mata Elizabeth, Mr. Darcy tidak pernah menjadi sosok yang memesona. Baginya, laki-laki itu angkuh, sombong, dan menyebalkan. Elizabeth membenci tatapannya yang merendahkan, cara bicaranya yang meremehkan, dan segala hal tentang bangsawan kaya raya itu. Kebencian itu semakin bertambah ketika Elizabeth tahu bahwa Mr. Darcy telah melakukan hal yang menurutnya tak bisa dimaafkan.
Butuh lama bagi Elizabeth untuk memahami sisi lain dari Mr. Darcy dan menerima kenyataan akan kebaikannya yang tersembunyi. Dan, ketika akhirnya gadis itu menyadari perasaannya kepada Mr. Darcy telah berkembang menjadi cinta, dia pun jadi ragu, akankah dia bisa menebus prasangkanya yang sangat buruk pada laki-laki itu? Lalu, akankah cintanya yang baru tumbuh itu menjadi sia-sia?
Dalam Pride and Prejudice, Jane Austen menuangkan detail yang memikat mengenai kaum menengah ke atas pada abad ke-19. Karakter-karakternya yang memukau, juga narasinya yang cerdas, menjadikan novel ini sebagai salah satu roman terpopuler sepanjang masa.
***
“I declare after all there is no enjoyment like reading! How much sooner one tires of any thing than of a book! -- When I have a house of my own, I shall be miserable if I have not an excellent library.”Segala hal yang kutahu tentang Pride and Prejudice sebelum membacanya adalah bahwa buku ini merupakan salah satu buku terbaik sepanjang masa karya Jane Austen. Juga sempat kudengar bahwa di Amerika sana, mereka menjadikan dan menelaah buku ini sebagai bahan pelajaran di sekolah-sekolah maupun kampus. Namun satu hal yang akhirnya membuatku memutuskan untuk mencoba membacanya adalah saat beberapa waktu lalu aku melihat sebuah komentar yang bilang bahwa di dalam buku inilah terdapat 'one of the most romantic relationship in a book history ever'.
Kalau ada yang bisa kukatakan sekarang setelah membacanya... adalah bahwa buku ini...
- Apik.
- Ide ceritanya menarik. Aku menyukai penggambaran mengenai kehidupan masyarakat kelas menengah-atas Inggris di masa 1800-an yang dilukiskan dengan detail melalui percakapan para tokoh maupun tindakan-tindakan mereka. Pride and Prejudice tidak melulu bicara cinta dan pernikahan, namun juga membahas beberapa aspek kehidupan yang dapat diambil pelajarannya.
- Keluarga Bennet adalah keluarga yang... kompleks. Aku sangat menyukai karakter Jane, sebagai kakak yang baik dan pintar mengendalikan perasaan, penampilan wajah, ucapan maupun tingkah laku. Elizabeth, putri kedua keluarga Bennet yang cerdas, vokal, suka membaca dan tidak segan menyampaikan pendapat. Mary, adik Jane dan Elizabeth yang walaupun diam memiliki keahlian yang cukup baik dalam bidang musik. Mr Bennet, yang terkadang tampil bijak namun juga bisa tampil konyol (beberapa perkataannya mengenai keluarganya sendiri cukup mengagetkan). Dan untuk Mrs Bennet, Lydia maupun Kitty... kurasa merekalah tokoh-tokoh penyeimbang dari keempat tokoh dalam keluarga Bennet tadi. Merekalah tipe-tipe orang yang jelas-jelas akan kuhindari dalam kehidupan nyata :p
“From all that I can collect by your manner of talking, you must be two of the silliest girls in the country. I have suspected it some time, but I am now convinced.”
- Meskipun disebut-sebut sebagai kisah romance antara Elizabeth dan Mr Darcy, kebanyakan dari buku ini tidak berpusat pada mereka berdua. Kurasa mungkin inilah salah satu ciri khas cerita klasik jaman dahulu di luar sana, buku tidak selalu fokus pada tokoh utama, melainkan sangat fokus pada cerita tokoh lain juga. Di satu sisi, ini membuat setiap momen dimana Elizabeth dan Mr Darcy terdapat dalam satu halaman bersama-sama terasa mendebarkan dan spesial, namun bagi sebagian orang membaca yang membaca bukunya hanya untuk mengetahui cerita tentang Elizabeth dan Mr Darcy, hal ini bisa jadi menyebalkan.
- Setiap dialog dan paragraf dalam cerita klasik biasanya sangat panjang. Termasuk dalam Pride and Prejudice. Panjang, mendetail, kadang melelahkan.
- Satu hal yang kurang kusukai mungkin adalah kenyataan akan kurangnya interaksi antara Elizabeth dan Mr Darcy. Rasanya aneh membaca Mr Darcy mengungkapkan cintanya yang mendalam pada Elizabeth padahal dalam beberapa kesempatan mereka berdua tidak pernah benar-benar berinteraksi dengan baik. Namun, aku cukup menyukai teori Elizabeth sendiri tentang mengapa Mr Darcy bisa menyukai Elizabeth:
“You were disgusted with the women who were always speaking and looking, and thinking for your approbation alone. I roused, and interested you, because I was so unlike them.”
- Cerita antara Jane dan Mr Bingley jelas merupakan plus point dari Pride and Prejudice. Aku sangat menyukai karakter Jane, dan menikmati semua percakapannya dengan sang adik, Elizabeth. Oleh karena itu aku pun suka semua bagian antara Jane dan Mr Bingley pula.
- Kadang aku dibuat bingung dengan kebiasaan Austen menuliskan hanya nama belakang tokoh. Seperti saat menyebut Miss Bennet. Ada lima anak gadis dalam keluarga itu yang bisa dipanggil Miss Bennet, jadi yang manakah yang dimaksud? :)) Atau saat yang lain memanggil Elizabeth dengan Eliza atau Lizzy, kupikir penulis sedang me-refer ke tokoh lain. Bahkan nama Kolonel Fitzwilliam Darcy (paman Mr Darcy) dan Fitzwilliam Darcy (Mr Dacy) pun sempat membingungkanku.
- Mengenai terjemahan... Tidak ada typo yang kutemukan dalam buku ini, kata-kata pun disusun dengan bahasa yang (agak) nyastra dan bagus. Membaca versi aslinya dalam Bahasa Inggris terasa sangat indah, namun saat membaca terjemahannya, kuakui kadang aku harus membaca ulang suatu paragraf dua kali agar benar-benar memahaminya. Apalagi rata-rata paragraf dalam buku ini panjang-panjang.
Kesimpulannya, Pride and Prejudice adalah sebuah buku yang bagus dan cukup menyenangkan untukku. Namun mungkin tidak semua pembaca dapat menikmatinya. Apabila inginnya membaca kisah yang full romance antara kedua tokoh utama maka kusarankan memilih buku lain. Juga apabila kalian tidak menyukai buku dengan paragraf yang panjang-panjang dan ilustrasi yang sangat mendetail dengan pace yang agak lambat.
Tetapi bagi mereka penyuka cerita klasik semacam Wuthering Heights, Jane Eyre, Anne of Green Gables atau mungkin seri Little House on the Prairie, buku Jane Austen ini tentulah patut dan sangat worth-it untuk dibaca.
***
Adaptasi film:
Adaptasi film Pride and Prejudice yang kutahu dan tertarik untuk menontonnya adalah versi tahun 2005, dibintangi oleh Keira Knightley dan Matthew MacFadyen (meskipun banyak orang mengatakan versi BBC-nya jauh lebih bagus). Dalam film ini juga ada Carey Mulligan yang berperan sebagai Kitty :>
What do you think about the book and what do you think about the movie? Please let me know! :)
- Tirta
No comments:
Post a Comment
Thank you for reading this post! I always love to share and discuss thoughts about books or simply reading your comments; they are very much appreciated! I will try to reply every one of them so make sure to check back. ❤