The Naked Traveler 4
Judul: The Naked Traveler 4
Penulis: Trinity
Penerbit: B First
Harga: Rp 49.000
Indonesiana:
Kali ini saya ikut ngintil ke berbagai tempat di negara kita tercinta ini. Naik kapal Kurisi ke Sorong, ketemu anak-anak kecil suku Dayak, ke Gorontalo (ternyata disana ada bangunan yang mirip dengan Menara Eiffel!), lihat-lihat lubang besar bekas disedot timahnya di Bangka, juga ke Lombok (yang sekarang makin ramai) dan Papua.
Welcome to Afrika:
Namibia, Afrika. Saya suka tulisannya Trinity karena selain berisi cerita, juga sering kasih info dan pandangan baru tentang suatu tempat. Nggak semua orang di Afrika hitamnya seperti yang kita bayangkan :p Disana juga masih banyak terlihat kehidupan sisa-sisa masa politik apartheid (bahkan masih ada kursi umum yang cuma boleh didudukin oleh orang putih -_-), serem dan serunya wisata safari alam (ngeliat binatang-binatang yang selama ini cuma kita liat lewat tipi/diluar jeruju besi secara live!), berkunjung ke bekas penjaranya Nelson Mandela, juga ada foto dune eksotis Namibia favorit saya.
Jalan-Jalan Murah:
Intinya, kalau memang mau jalan-jalan ya harus diusahakan. Jangan bilang nggak punya waktu, nggak punya tempat. Jangan pengennya biaya murah tapi nuntut fasilitas bagus. Banyak yang akan dikorbankan, tapi pasti sebanding dengan pengalaman hidup dan keseruan yang didapet. Setidaknya, seorang traveler itu pasti punya banyak cerita.
Mengaduk Perut:
Dari judul sub-babnya sudah ketauan kalau bagian ini fokus ke kuliner. Eh saya jadi tahu kalau di Thailand sana (yang negaranya paling welcome dengan keberadaan waria) ada pembagian harga makan antara boys, ladyboys, dan girls :))
Cinta Laut:
Disini kebanyakan cerita tentang pengalaman Trinity LOB (Live on Board atau hidup di kapal) selama di Raja Ampat. Ini yang paling bikin iri! Nggak usah ditanya lagi juga pasti sudah banyak orang tau tentang gimana luar biasa indahnya alam Raja Ampat.
"...Raja Ampat adalah gabungan antara ribuan pulau karst berbukit, hutan rimba pekat, dan pantai pasir putih. Benar-benar perawan sehingga Phi Phi Islands di Thailand dan Halong Bay di Vietnam langsung berasa tawar! Satu hal lagi yang baru saya alami di Raja Ampat, yaitu berenang di pantai sambil mendengar ramainya kicauan burung!"
"Disana sesekali hujan, jadi minimal sehari dua kali kami melihat pelangi. Tidak hanya kelihatan jelas lapisan mejikuhibuniu, tapi juga bisa melihat busurnya dari satu ujung ke ujung lain!"
"Baru kali ini pula saya menitikkan air mata saking kagumnya melihat indahnya alam ciptaan Tuhan. Indahnya alam Indonesia itu memang bak surga, tapi Raja Ampat itu surga lantai kesembilan!"
Hidup di kapal selama dua minggu, terisolasi dari peradaban, tiap hari kegiatannya hanya diving, diving, diving dan menyusuri pantai pasir putih... Ya ampun. Sayang biaya yang harus dikeluarkannya juga ya ampun xp
Di bagian terakhir bab ini, Trinity kasih daftar-daftar pantai favoritnya di Indonesia. *jempol*
Pelajaran Penting:
Trinity memang nggak cuma cerita tentang jalan-jalan, tapi perilaku orang-orang juga. Bahasanya nyinyir, lugas, segar, blak-blakan tapi bener, jadi kebanyakan kita cuma bisa nyengir-nyengir aja bacanya. Apalagi tentang kelakuan norak kebanyakan orang Indonesia yang baru pertama kali ke luar negeri x)
Tapi favorit saya adalah 'Follow Your Passion'. Banyak orang bisa bermimpi hidup dari (hanya) melakukan hal yang disukai, plus dibayar lagi (kayak Trinity ini), tapi nggak semua orang berani ngambil resiko untuk berjuang ngelakuinnya.
Sial!:
Isinya cerita heboh huru-hara hampir ketinggalan pesawat, ngomongin sepasang couple perempuan muda&kakek-kakek di Palau (yang ternyata orang Indonesia...), nginep di hotel ayam di Singapura. Tapi kesukaan saya adalah cerita tentang Tezar, teman Trinity yang sekarang udah jadi seleb (padahal dulunya di TNT2 dia cungkring, kere, dan masih jelek, hihihi)
Mari Berkelana:
Tempat-tempat yang nggak biasa. Petra (di Yordania), situs-situs ziarah di Israel, Pushkar di India, juga liat-liat Terracota Army (ribuan patung-patung tentara yang dibangun masa kaisar Qin Shin Huang) di Xian, China.
Yang Unik:
Disini banyaknya kasih perbandingan antara 'kalau di Indonesia' dengan 'kalau di luar.' Di Jepang, perusahaan-perusahaan sangat welcome dan menyambut baik kalau ada masyarakat yang mau berkunjung dan liat proses pembuatan produk mereka (lumayan kan, nambah edukasi juga) sementara di Indo, rasanya nggak banyak yang mau 'buka rahasia perusahaan' kayak gitu (kecuali konter-konter roti atau donat dan coffeeshop yang belakangan banyak ada di mall), alasannya hanya karena takut tersaingi. Di tempat-tempat seperti Hollywood Walk of Fame/Madame Tussauds, pengunjung bisa bebas ambil-ambil foto dan norak-norakan (dan mereka bangga bisa foto sama tulisan nama/patungnya doang), sementara di TS Makassar justru patungnya diamankan (dan nggak banyak deh rasanya orang kita yang mau foto sama patung artis-artis lokal :p)
***
Saya kekeuh berpendapat kalau buku traveling Trinity itu bisa dibaca siapapun, termasuk yang nggak suka jalan-jalan juga. Ada suatu perasaan yang 'terbangun' gitu saat kita baca cerita seru seseorang waktu ngunjungin tempat yang sebelumnya kita nggak tahu. Saya percaya traveling itu proses memperkaya diri, dari yang nggak tahu jadi tahu, dari yang berpikiran tertutup jadi bisa lebih bertoleransi nerima perbedaan, juga bisa lebih menyadarkan diri bahwa kita ini kecil, dan dunia nggak sebatas apa yang selama ini kita tau aja. :)
Yah setidaknya, kalau kita nggak sempet/nggak bisa traveling sendiri, setidaknya bisa ngintil lewat buku orang seperti ini :p
PS: Masih berharap di buku TNT selanjutnya foto-fotonya dibuat berwarna. Lebih mahal sih, iya, tapi pasti jadi lebih bagus.
Lihat reviews lain di Goodreads :)
No comments:
Post a Comment
Thank you for reading this post! I always love to share and discuss thoughts about books or simply reading your comments; they are very much appreciated! I will try to reply every one of them so make sure to check back. ❤