April 28, 2013

Me Before You by Jojo Moyes


Judul: Me Before You
Penulis: Jojo Moyes
Penerbit: Penguin (Michael Joseph, UK)
Tahun: 2012
Read in Ebook copy
Warning - spoiler ahead! Read at your own risk.

***

Lou Clark knows lots of things. She knows how many footsteps there are between the bus stop and home. She knows she likes working in The Buttered Bun tea shop and she knows she might not love her boyfriend Patrick.
What Lou doesn't know is she's about to lose her job or that knowing what's coming is what keeps her sane.
Will Traynor knows his motorcycle accident took away his desire to live. He knows everything feels very small and rather joyless now and he knows exactly how he's going to put a stop to that.
What Will doesn't know is that Lou is about to burst into his world in a riot of colour. And neither of them knows they're going to change the other for all time.

***
 "Tell me something good, Clark."
Hi. So, yeah, it's been a long time since my last book review, and I'm sorry. I've been caught up with all the national exams preparation and didn't feel like I could make any proper book review (I know, I know, excuses, excuses). Now that it's finally over, I hope to update more often in the future! :)

So I just finished this book titled Me Before You, written by a British author Jojo Moyes. I haven't read any of her works before, I just heard a lot of good things about the book and decided to give it a try. To summarize the book in one word, for me, would be: Heartbreaking. It was a constant tear-festive all along.

Cerita dalam Me Before You dimulai tahun 2009, dua tahun setelah sebuah kecelakaan fatal yang mengakibatkan Will Traynor (saat itu 32), mengalami SCI (spinal cord injuries) dan menjadi seorang quadriplegic. Yang mana berarti Will tidak bisa menggerakkan seluruh badannya mulai dari leher ke bawah, kecuali beberapa gerakan kecil dari jari-jari tangannya, itupun sedikit. He's paralyzed. Padahal sebelum kecelakaan itu terjadi, kita bisa tahu bahwa Will was on the top of his world. Ia punya pekerjaan tetap yang bagus, harta berlimpah, pacar yang cantik, juga merupakan seseorang yang benar-benar tahu bagaimana cara menikmati kesenangan hidup. Will sering pergi berlibur, berpetualang ke berbagai tempat. Dia telah melakukan banyak hal: scuba diving, paragliding, mendaki puncak Kilimanjaro... Singkatnya, he really lived, deh. Kini dalam usia 34 tahun, ia harus terjebak dalam sebuah kursi roda, membutuhkan bantuan & perawatan penuh dari orang lain selama 24 jam sementara kehidupan di sekelilingnya terus berlanjut. Semua yang kita harapkan saat melihat seorang pria berusia 34 tahun tidak ada dalam diri Will.

Saat kita bertemu Louisa Clark (Lou), ia juga dalam keadaan menyedihkan. Di usia dua puluh enam tahun, Lou masih tinggal sama kedua orangtuanya, dan ia baru saja diberhentikan dari pekerjaan yang sangat ia cintai di sebuah cafe bernama The Buttered Bun. Lou adalah tumpuan ekonomi keluarga, dengan ibu yang tidak bekerja dan ayah serta kakak yang hanya mendapat gaji kecil. Dengan putus asa, Lou mendaftarkan diri pada Job Centre, dan ia mencoba beberapa pekerjaan baru, namun tidak ada yang cocok. Hingga kemudian datang sebuah kesempatan untuk jadi seorang caregiver dengan bayaran yang sangat lumayan di rumah keluarga Traynor.

Lou belum pernah berpengalaman dalam menjadi seorang caregiver sebelumnya, tapi hal itu bukan masalah besar bagi Camilla Traynor (Ibu Will), karena yang ia butuhkan adalah seseorang yang bisa berkomunikasi baik dengan Will dan menemani laki-laki itu di rumah. Satu hal yang nggak Lou tahu sebelumnya adalah Will telah mendaftarkan diri pada Dignitas. (Dari Wikipedia: Dignitas is a group that helps those with terminal illness and severe physical and mental illnesses to die assisted by qualified doctors and nurses.) Keluarganya telah menjanjikan 6 bulan lagi sebelum hal itu terjadi. Camilla Traynor berharap, dalam waktu 6 bulan itu Lou bisa merubah dan menghentikan keinginan Will. Itulah tugas Lou yang sesungguhnya.

Tugas Lou bukanlah sebuah tugas yang mudah mengingat kepribadian Will yang kini tertutup, mudah marah dan terkadang kasar terhadap orang lain. Mampukah Lou membuat Will merubah pikirannya dalam waktu 6 bulan?

February 24, 2013

Cinderella dan Empat Kesatria #1 by Baek Myo


Judul: Cinderella dan Empat Kesatria #1
Penulis: Baek Myo
Penerjemah: Tang Jong Rye & Kukuh Adirizky
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (November 2012)
Tebal: 264 hlm

***

Eun Ha Won benar-benar seperti Cinderella.

Sungguh tak disangka, kakek yang ditolong Ha Won di jalan ternyata Direktur Kang—pengusaha Korea yang sangat kaya. Dan dia bersedia membantu mewujudkan keinginan Ha Won: keluar dari rumah yang ditinggalinya bersama sang ibu tiri. Ha Won pun kemudian tinggal di rumah mewah bersama tiga cucu tampan sang direktur dan pengawal pribadi yang keren.

Tapi menjadi kaya tak berarti kehidupan Ha Won menjadi mulus. Banyak yang iri padanya karena kedekatannya dengan kakak-beradik keluarga Kang. Ditambah lagi entah kenapa Kang Ji Woon—sang cucu ketiga—membencinya sejak pertemuan pertama. Kapankah ia mendapatkan ketenangan yang diinginkannya?

***

Satu hal yang saya amati khas dari novel-novel terjemahan Korea dengan genre sama seperti karya Baek Myo ini adalah: Jalan ceritanya yang persis drama Korea yang sering wara-wiri di televisi.

Eun Ha Won awal mulanya hanyalah seorang gadis SMA berumur 17 tahun yang bersekolah di sekolah biasa, tinggal bersama Ayah yang tidak menyayanginya dan Ibu serta Kakak tiri yang jahat. Ibu kandung Ha Won meninggal saat Ha Won berumur 12 tahun, dan sejak itu hidup Ha Won tidak pernah menyenangkan karena kehadiran dua anggota keluarga barunya. Wajar bila keinginan terbesar Ha Won adalah untuk keluar dari rumah dan tinggal di tempat lain.

Dengan mudahnya, keinginan itu menjadi nyata setelah pada suatu siang hari biasa Ha Won bertemu dan menolong seorang Kakek yang tiba-tiba terjatuh saat menyebrang jalan. Saat sadar, Kakek itu berterima kasih dan menanyakan Ha Won perihal keinginan terbesarnya. Ha Won pun menjawab. Ia tidak menyadari bahwa Kakek itu adalah Direktur Kang, seorang pemilik Sky House dan pemimpin dari Grup Gamseong yang diceritakan sangat berpengaruh di Korea. Group Gamseong memiliki mal, yayasan sekolah, bahkan universitas yang terkenal di Korea. Kakak tiri Ha Won sendiri, Choi Yu Na, bersekolah di SMA Gamseong, yang bayarannya sangat mahal dan membuat Ayah Ha Won harus memeras keringat serta berutang demi menyekolahkan Yu Na disana. Direktur Kang ini kemudian menyuruh pengawal pribadinya, Yoon Seong, untuk menjemput dan membawa Ha Won tinggal di Sky House serta bersekolah di SMA Gamseong.

Di satu sisi, Direktur Kang juga mempunyai tiga cucu laki-laki yang berasal dari orangtua berbeda. Mereka adalah Kang Hyeon Min, Kang Seo Woo, dan Kang Ji Woon. Pertemuan Ha Won dengan ketiga pangeran tampan yang kaya ini tidak bermula di Sky House, melainkan sejak sebelum Ha Won tinggal di rumah itu. Hyeon Min pernah meminta Ha Won untuk berpura-pura menjadi pacarnya semalam saja, demi menghindari seorang gadis yang selama ini selalu mengejar-ngejar Hyeon Min dan membuatnya gerah. Saat mengikuti Hyeon Min masuk ke dalam sebuah klub, ternyata disana juga ada Ji Woon. Entah kenapa Ji Woon langsung menunjukkan perangai tak bersahabat pada Ha Won. Ternyata karena cucu termuda keluarga Kang itu menyukai Yeong Hyeon, gadis yang mengejar-ngejar Hyeon Min. Sementara dengan Seo Woo, Ha Won pertama kali bertemu dengannya saat menolong seekor anjing yang tengah disiksa oleh anak-anak kecil di pinggir jalan.

Setelah memasuki Sky House, bersekolah di SMA Gamseong dan merasakan enaknya hidup menjadi orang kaya, apakah hidup Ha Won jadi benar-benar nyaman? Ternyata tidak juga. Ia kini harus menghadapi serangan dari orang-orang yang tidak menyukainya karena tiba-tiba saja tinggal di Sky House bersama ketiga pangeran Gamseong. Berbagai gosip dan fitnah serta serbuan rasa tidak suka memburu Ha Won dari segala arah, termasuk dari Yu Na, kakak tirinya sendiri, yang susah memercayai keberuntungan yang tiba-tiba menjatuhi kehidupan Ha Won ini.

February 12, 2013

The Geography of Bliss by Eric Weiner


Judul: The Geography of Bliss
Penulis: Eric Weiner
Penerjemah: M. Rudi Atmoko
Penerbit: Qanita (November 2011)
Tebal: 512 hlm

***

Sungguh mati, Eric Weiner ingin melihat dunia, terutama dengan dana dari pihak lain. Maka ia menjadi jurnalis, membawa tas punggung dan buku catatannya, lalu menjelajahi dunia. Hasilnya adalah buku The Geography of Bliss ini. Ia membawa pembaca melanglangbuana ke berbagai negara, dari Belanda, Swiss, Bhutan, hingga Qatar, Islandia, India, dan Amerika ... untuk mencari tahu apa yang membuat orang-orang di sana bahagia atau murung. Buku ini adalah campuran aneh tulisan perjalanan, psikologi, sains, dan humor.

Apakah orang-orang di Swiss lebih bahagia karena negara mereka paling demokratis di dunia? Apakah penduduk Qatar menemukan kebahagiaan di tengah gelimang dolar dari minyak mereka? Apakah Raja Bhutan seorang pengkhayal karena berinisiatif memakai indikator kebahagiaan rakyat yang disebut Gross National Happiness sebagai prioritas nasional? Kenapa penduduk di Islandia, yang suhunya sangat dingin dan jauh dari mana-mana, termasuk negara yang warganya paling bahagia di dunia? Kenapa di India kebahagiaan dan kesengsaraan bisa hidup berdampingan?

***

Setelah membaca lebih dari 500 halaman, pada akhirnya, saya merasa bahwa sebenarnya inti dari Geography of Bliss bisa digambarkan melalui dua paragraf berikut:

"Extroverts are happier than introverts; optimists are happier than pessimists; married people are happier than singles, though people with children are no happier than childless couples; Republicans are happier than Democrats; people who attend religious services are happier than those who do not; people with college degrees are happier than those without, though people with advanced degrees are less happy than those with just a BA; people with an active sex life are happier than those without; women and men are equally happy, though women have a wider emotional range; having an affair will make you happy but will not compensate for the massive loss of happiness that you will incur when your spouse finds out and leaves you; people are the least happy when they're commuting to work; busy people are happier than those with too little to do; wealthy people are happier than poor ones, but only slightly."
  
“Money matters but less than we think and not in the way that we think. Family is important. So are friends. Envy is toxic. So is excessive thinking. Beaches are optional. Trust is not. Neither is gratitude.” 
Buku ini menarik banget buat saya. :D
The more we get older, the more we wonder about things in life. Sebenarnya agak absurd juga, berusaha mengukur kebahagiaan. Apa benar bahagia itu bisa ditentukan oleh batasan tertentu? Apa iya lokasi geografis negara berperan banyak bagi kebahagiaan masyarakatnya?

Setelah baca, saya punya pendapat sendiri. No, we can't measure happiness. Happiness is totally relative to many other people. Banyak orang bahagia atas hal-hal kecil yang mereka punya, banyak juga orang bahagia atas pencapaian besar yang mereka raih. And no, geographies doesn't really matter in people's happiness, but the relationship between the people does. Hubungan antar masyarakat berperan besar bagi kebahagiaan mereka. Ini terbukti di Islandia, dimana negaranya dinyatakan sebagai salah satu negara paling bahagia, dengan masyarakat yang sangat suka membantu sesama, dan tidak menganggap kegagalan orang lain sebagai suatu hal yang harus ditertawakan atau dipermalukan.

"Hell isn't other people. Seventy percent of our happiness rests on our relationships with other people."

“Our happiness is completely and utterly intertwined with other people: family and friends and neighbors and the woman you hardly notice who cleans your office. Happiness is not a noun or verb. It's a conjunction. Connective tissue.”

February 10, 2013

Winterlicht (Finnikin of the Rock) by Melina Marchetta


Judul: Winterlicht (Finnikin of the Rock) - Lumatere Chronicles #1
Penulis: Melina Marchetta
Penerjemah: Leinovar Bahfein & Devi Riana Safitri
Penerbit: Ufuk Fiction
Tebal: 578 hlm

***

Kutukan menyelimuti Lumatere. Tidak ada yang bisa memasuki atau meninggalkan negara itu. Hanya Finnikin yang mampu menemukan pewaris takhta yang hilang dan membawanya kembali ke Lumatere. Pertemuan Finnikin dengan seorang gadis cantik bernama Evanjalin membawanya dalam sebuah misi yang penuh bahaya. Mampukah dia menyelamatkan negerinya? Ataukah pesona dan keangkuhan Evanjalin justru menghalangi rencananya?

***

‘Dark will lead the light, and our resurdus will rise.
And he will hold two hands of the one he pledged to save.
And then the gate will fall, but his pain shall never cease
His seed will issue kings, but he will never reign.'

Seharusnya semua buku Melina Marchetta itu diberi tanda 'Jaminan Keren' di setiap covernya. Dari semua novel beliau yang udah saya baca, nggak ada yang nggak saya suka. Termasuk buku pertama dari Lumatere Chronicles ini. Meskipun sempet ragu sama kemampuan beliau nulis cerita fantasy, this book successfully proved that she's a truly skilled author.

Awalnya Finnikin merasa terganggu dengan kehadiran Evanjalin, biarawati berpakaian lusuh yang kini mengikuti perjalanannya dengan Sir Topher. Evanjalin meyakinkan mereka bahwa Pangeran Balthazar masih hidup, dan ia bisa membawa mereka kepada Sang Pangeran untuk kemudian kembali merebut tanah Lumatere yang terkutuk setelah peristiwa 5 Hari Tak Terperikan yang memilukan terjadi, sepuluh tahun lalu. Peristiwa itu telah memaksa seluruh warga Lumatere terpecah belah, sebagian berhasil melarikan diri pergi ke negara lain, namun harus berkubang dalam kesulitan hidup di tanah pengungsi. Sebagian lagi terkurung dalam Lumatere dan tak bisa kemana-mana akibat kutukan Seranonna, dan harus merasakan kejamnya pemerintahan Raja Gadungan yang telah merebut kekuasaan dan melakukan pembunuhan keji terhadap keluarga kerajaan yang dulu, yang amat dicintai dan dihormati rakyat Lumatere.

Jelas Finnikin tidak bisa memercayai Evanjalin, karena siapalah gadis itu? Namun setelah mereka terlibat dalam runtutan kejadian yang membuat Finnikin dipenjara di sebuah tambang negara Sorel dan berhasil menemui Ayahnya, Kapten Trevanion yang selama ini dikira sudah mati, lalu bergabung kembali dengan Pasukan Keamanan di Yutlind berkat petunjuk Evanjalin, Finnikin menyadari bahwa biarawati itu bukan gadis biasa. Evanjalin mengaku punya kemampuan untuk masuk ke dalam mimpi penduduk Lumatere yang masih hidup, hingga ia dapat mengetahui keberadaan mereka. Ia juga bersikeras agar Finnikin membawa rakyat Lumatere kembali ke tanah mereka dan melakukan pembalasan. Tapi mereka tidak dapat menembus kutukan bila tak ada Pangeran Balthazar. Benarkah Balthazar masih hidup? Dan siapa sebenarnya Evanjalin?

“There are worse things than a lie and there are better things than the truth!”

January 04, 2013

The Help by Kathryn Stockett

The Help

Judul: The Help
Penulis: Kathryn Stockett
Penerjemah: Barokah Ruziati
Penerbit: Matahati
Tahun terbit: 2010
Tebal: 545 halaman

***

“We are just two people. Not that much separates us. Not nearly as much as I'd thought.” 

Menulis sesuatu mengenai para maid berkulit hitam, di Jackson, Mississippi, pada tahun 1960-an, adalah suatu perbuatan yang berisiko besar dan berat. Seperti yang kita tahu, Amerika pernah mengalami masa-masa dimana diskriminasi warga kulit putih terhadap kulit hitam menjadi suatu hal yang wajar, bahkan rasanya diharuskan. Menganggap kulit hitam setara dengan kulit putih bisa berujung pada hukuman, socially maupun politically.

Adalah seorang Eugenia 'Skeeter' Phelan, gadis 22 tahun yang berkeinginan menjadi jurnalis, tergerak untuk menuliskan pengalaman para pembantu kulit hitam tersebut tentang keseharian mereka mengurus keluarga kulit putih dan bagaimana perlakuan yang mereka dapatkan sebagai seorang berkulit hitam. Hal ini didorong oleh saran yang didapat Skeeter dari editornya, “Write about what disturbs you, particularly if it bothers no one else.” juga karena Skeeter merasa terganggu dengan inisiatif pemisahan sanitasi antara warga kulit putih dan pembantu kulit hitam yang sedang gencar digiatkan oleh sahabatnya sendiri, Hilly Holbrook, yang merupakan seorang petinggi dalam klub bridge di komunitas mereka. Skeeter sendiri mempunyai hubungan baik dengan pembantunya, Constantine, yang telah mengasuh ia sejak kecil dan membesarkan Skeeter dengan penuh kasih sayang. Oleh karena itu, Skeeter juga menghormati dan tidak pernah menunjukkan perlakuan yang 'berbeda' terhadap pembantu kulit hitam lainnya. Saat Skeeter kembali ke rumah setelah lulus kuliah, Constantine sudah pergi dari kediaman keluarga Phelan. Semua pertanyaan mengenai alasan perginya Constantine dari rumah itu selalu berujung pada jawaban yang tidak jelas. Benarkah Constantine memutuskan berhenti dari rumah itu? Apabila iya, alasannya apa?

Sementara ia menyusun bukunya, Skeeter mendapat pekerjaan untuk menulis kolum Miss Myrna, sebuah kolum mengenai saran-saran dalam membersihkan rumah di The Jackson Journal. Untuk menjawab berbagai pertanyaan yang masuk di Miss Myrna, Skeeter meminta bantuan Aibileen, pembantu kulit hitam dari Elizabeth Leefolt, sahabat Skeeter yang lain. Nah, berawal dari interaksi mereka itulah, Skeeter kemudian memberanikan diri meminta Aibileen bersedia menceritakan pengalamannya sebagai pembantu kulit hitam untuk buku yang ia tulis.

Aibileen bekerja untuk keluarga Leefolt, keluarga kulit putihnya yang ketujuh belas. Ia merawat serta mengasuh Mae Mobley, gadis kecil berusia 3 tahun yang tidak mendapatkan perhatian yang semestinya dari sang Ibu. Aibileen seseorang yang bijaksana, penuh perhitungan dan cukup religius. Ketika Skeeter memintanya untuk bercerita, dengan tegas dan tanpa ba-bi-bu Aibileen menolak! Ia bahkan menganggap Skeeter agak gila karena berniat menulis buku seperti itu. Dalam masa dimana seorang pekerja kulit hitam dihajar orang hingga buta hanya karena tidak sengaja memakai kamar mandi khusus untuk kulit putih, menulis cerita yang mengungkapkan pengalaman dan rahasia selama bekerja pada keluarga kulit putih sama saja dengan bunuh diri.

Butuh perjuangan dan konsistensi dari Skeeter hingga akhirnya Aibileen bersedia, dengan syarat semua nama dan lokasi dalam buku tersebut diganti/disamarkan. Namun, Skeeter butuh setidaknya selusin pembantu kulit hitam lagi untuk membuat cerita yang utuh. Aibileen lalu meminta bantuan pada Minny Jackson, sahabatnya yang kini bekerja untuk keluarga Foote setelah dipecat dari kediaman Hilly. Aibileen dan Minny juga berkali-kali meminta kesediaan dari teman-teman pembantu kulit hitam lain, yang tentu saja langsung ditolak. Hingga akhirnya terjadi sebuah peristiwa buruk menimpa Yule May, pembantu baru Hilly, yang sampai mengakibatkan Yule May harus dipenjara, menggerakkan simpati para pembantu kulit hitam lain dan mereka akhirnya bersedia membantu Skeeter menyelesaikan bukunya.

Tapi tetap saja, ini adalah suatu hal yang berisiko tinggi. Bagaimana bila salah satu majikan mereka menyadari ceritanya dimuat dalam buku lalu memecat mereka? Masih mending bila hanya memecat, bagaimana bila ia sampai melaporkan ke penjara, atau lebih buruk lagi, mengutus orang untuk 'melenyapkan' pembantu kulit hitam itu? Belum lagi waktu yang diberikan editornya pada Skeeter sangat terbatas. Bisakah Skeeter menyelesaikan setidaknya dua belas cerita lagi sebelum tenggat waktu? Editor Skeeter juga meminta Skeeter untuk menuliskan pengalaman pribadi Skeeter dengan pembantu kulit hitamnya, Constantine. Tapi Skeeter tidak tahu apa-apa mengenai kejelasan alasan pembantu tersayangnya itu pergi dari rumah. Hal apa yang sebenarnya terjadi pada Constantine hingga ia tidak bekerja lagi pada keluarga Phelan? Mengapa Aibileen yang juga teman dari Constantine, selalu menolak menjawab saat ditanyakan hal ini?

December 31, 2012

Book Kaleidoscope #3: Top Five Best Books of 2012


 TOP FIVE BEST BOOKS OF 2012


The Fault in Our Stars, by John Green
Do I really need to say anything about why this book successfuly made into my top five best books of 2012? Heartbreaking, gut-wrenching, and such a tear-jerker, this book is no joke. The conversations was clever, although sometimes too much or too cheesy, yet the world of Hazel and Augustus was so beautiful I can't help but truly envied the love that they had.


Blood Red Road, by Moira Young
Blood Red Road is actually a page-turning book which filled with lots of fun! The Free Hawks was so badass x) But another reason why I love this book is because of the unique writing (with acertain accent of the characters and no quotation mark). Once you go in, you will feel as if you're experiencing the story yourself, along with Jack and Saba. The translated version of BRR by Mizan Publisher was not disappointing, either. :)


Every Day, by David Levithan
A is such a wonderful character. He told a lot, he taught a lot, he gave a lot and he opened up my mind a lot about things in our life. I felt as if I was being showed the world with a new and fresh perspective of him. He's wise, and he doesn't judge. I learnt a lot from him.



The Sea of Tranquility, by Katja Millay
The reason why I choose this book is because I cried TOO MUCH when reading. Seriously. I cried for, like, five minutes non-stop T_T The writing is so beautiful and I feel so much for Nastya & Josh. Also, the turn of events was almost too much to handle. I couldn't stop thinking about the story for two days after reading, so...


Partikel, by Dewi Lestari
There was some controversy going around on Twitter caused by an article some days ago. The article stated that Partikel is one of the books that doesn't deserve to be published this year. I strongly disagree. Partikel filled with a lot of science, myth and yes it's not an easy read, yet Dee somehow succeeded to make the story came out to be fun, moving and really entertaining. Zarah's journey brought us from Bogor to Kalimantan, Africa, Bolivia, England and I discover a lot from the story. Some illustrations given inside was also a plus point. I only hope that us readers won't have to wait for 8 years for the next book! :)


That's my top five books of 2012 in no particular order. What do you think? What's yours?


Book Kaleidoscope is a meme hosted by Mbak Fanda from Fanda Classiclit. Click here to read other entries from various book-bloggers/to join the fun ;)

December 28, 2012

Book Kaleidoscope #2: Top Five Best Book Covers


TOP FIVE BEST BOOK COVERS

I think everyone would agree that book covers plays a really important part to a book. When you go to a bookstore, you most probably picked out a book from its shelf because you were interested in the cover (although the element that interest you may varies: its title, illustration, or the name of the author). Here's my favorite book covers from all of the books that I've read this year (click on the picture to go to its Goodreads page/my review of the book):


Across the Universe, by Beth Revis
The outer space theme is truly amazing in print, for real.


Incarnate, by Jodi Meadows.
One thing: simply breathtaking. Too bad the story isn't as good as the cover, though :|


Kastil Es dan Air Mancur yang Berdansa, by Prisca Primasari
It's true that I bought this book purely because I was encaptured by its cover. Blue, icy, but also sweet. :)


The One that I Want, by Jennifer Echols.
The two models doesn't exactly fit in the descriptions of the two main characters, but alas, the photo is really beautiful. Seems like the photo was taken in Central Park or some place similar to it... And the title was nicely put.


Kukila, by M. Aan Mansyur
The tosca color in the cover is so prettyyyy. I think the cover gives some insight about the stories inside, somewhat mysterious but also tickles our interest to read further. It doesn't put much but captures the feeling well. Simply beautiful


That's my top 5 favorite covers in no particular order. What do you think about the covers? What's your favorite? Tell me :)
 
Book Kaleidoscope is a meme hosted by Mbak Fanda from Fanda Classiclit. To read other entries/join, please go here.

December 27, 2012

Book Kaleidoscope 2012 #1: Top 5 Book Boyfriends


I started 2012 by signing into Goodreads and set 85 books as my 2012 Reading Challenge goal  (then changed it to 100) and was kinda surprised when I passed that goal. In the end, I succeeded reading about 107 books in total (woohoo) :D #ughforgivemeforbraggingIknowitsannoyingbutIcanthelpit

Book Kaleidoscope 2012 is a meme hosted by Mbak Fanda from Fanda Classiclit. In this event, your goal is to choose your own version of top five book boyfriends, top five book covers and top five best books from all the books that you have read in 2012. If you want to join/read other entries, you can look up in the master posts here.

TOP FIVE BOOK BOYFRIENDS

To be honest, it's extremely difficult for me to pick only five of all the book boyfriends I've met (or read) this year because I tend to love almost all of them! (tee-hee) But after spending some time narrowing down the list, I've finally put these boys as my favorites (in no particular order):

Cricket Bell
from Lola and the Boy Next Door by Stephenie Perkins


 “So do you believe in second chances?" I bite my lip.
"Second, third, fourth. Whatever it takes. However long it takes. If the person is right," he adds.
"If the person is... Lola?"
This time, he holds my gaze. "Only if the other person is Cricket.”


Cricket is both Lola's neighbor and bestfriend. He's an undergrad at Berkley and a gifted-inventor. One thing I love the most about Cricket is that he truly likes Lola as she is; he never feels ashamed about Lola's weird style or her strange hair color. It was clear that Lola & Cricket really likes each other, too bad Lola already has a boyfriend named Max.

I would say that I prefer Cricket to Etienne St Clair (from Anna and the French Kiss)! I don't know, there's just something about Cricket that really sparks my interests. The chemistry between him and Lola is very palpable. I always imagine Cricket Bell as a cute, tall guy with nerdy glasses that makes him looks totally adorable. My version of Cricket would be between Cameron Mitchell or Andrew Garfield <3

Dexter Jones
from This Lullaby by Sarah Dessen

  “I just thought to my self, all of a sudden, that we had something in common. A natural chemistry, if you will. And I had a feeling that something big was going to happen. To both of us. That we were, in fact, meant to be together.” 


Of all the Dessen boys, Dexter is the one I love the most (beside Wes from The Truth about Forever). Dexter is a lead singer in a band called The Truth Squad. Spontaneous, outgoing, kinda silly but seems really fun to be with! He's a great boyfriend, too. Dexter has always been honest about his feelings to Remy. Oh, and another thing I found funny of him: Dexter has a dog named Monkey =))

I can't really seem to find any picture or a figure that could fit my version of Dexter so I just put whoever it is lol. The man in the picture above is Arthur Sales.

Akiva
from Daughter of Smoke and Bones trilogy by Laini Taylor


"Once more his physicality struck her, that he was a flesh-and-blood being, though unlike any
she had ever seen or touched. He was a melding of elements: fire and earth. She would have
thought an angel would have something of air, but he didn’t. He was all substance: powerful
and rugged and real.
"


Why? First to infinity, because he's Akiva. LOL. If you have read the book then you must also found it impossible not to fall in love with him, y/y? All the descriptions Laini Taylor wrote about him, albeit the imperfections, only made him more and more unresistable (is that even a word...) But really. Akiva's not perfect, he made some big mistakes, but his love for Madrigal/Karou was really powerful and I found it amazing that he dare to dream a world outside the world he's currently in... And he's so hot, anyway :p

That picture above always comes to mind everytime I read about Akiva. The man in the picture above is either Ash Stymest or Cole Mohr... or neither? I can't remember. He's a male model.

Jase Garrett
from My Life Next Door by Huntley Fitzpatrick


“Hey," He says again, sitting down next to me as though he knows me well. “Need rescuing?”


Jason Garrett is all kinds of awesome and very swoon-worthy! He's the book boyfriend I would really liked the most to be real. Jase is a family guy, the third child among eight. The relationship dynamics between his family, the Garretts, are soo lovely that I can't help but to feel envy. Jase is also very sweet to Sam, his girlfriend. This guy has a good manner, kindhearted, a hardworker and an honest person. And he always put other people first before himself. :)

Jase was described to has wavy brown hair, olive skin and green eyes. He likes to fix things and has a lot of reptiles kept in his room (yes, what a strange hobby...). Picture above is of Jake Abel (watch out, he's the Ian O'Shea in the upcoming The Host movie, out in cinemas March 2013)

Josh Bennett
from The Sea of Tranquility by Katja Millay

“Emilia," he says, and when he does, it warms me to my soul. "Every day you save me."


Josh is far from perfect. He's... damaged, and quiet, but has a strong presence to the people around him. He has his own way to cope with loneliness from the absence of a family in his life, by making furnitures made of woods at night. That is also how Josh meets Nastya/Emilia and soon to be involved in a complex relationship with her. I also always love the banters between Josh and Drew, his bestfriend. Their bromance is lovely! :D

I always envisioned Josh as a guy who's wearing wifebeater and holds a piece of wood at night, heheheh. My version of Josh Bennett is a boy with Jack O'Connell-ish face, but with a darker hair and slightly taller figure.

***

So they're my top five best book boyfriend of 2012! To be honest, I have many other nominees lining up hehehehe. The list included Four/Tobias Eaton from Divergent trilogy, Jack from Blood Red Road (with that sexy accent of him, uhuh), Augustus from The Fault in Our Stars but I scratched him because he's way too cheesy for my liking, A from Every Day and Day from Legend.

Who's your book boyfriend of 2012?

:D